Visi Misi

Visi Kabupaten Gayo Lues:

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Gayo Lues yang Bermartabat Terbebas dari Keterisolasian dan Kemiskinan yang Didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Tinggi Berdasarkan Syari'at Islam yang Kaffah.

Misi Kabupaten Gayo Lues:
  1. Mewujudkan sistem jaringan transportasi dan komunikasi yang handal guna dalam upaya membuka kelancaran arus transportasi dan komunikasi masyarakat Gayo Lues.
  2. Memantapkan Pertumbuhan Perekonomian dan mempertahankan kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang merata menuju stabilitas ekonomi yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta simplifikasi sistem investasi.

Meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan belajar menuju paradigma teknologi ekonomi (Techno-Economic Paradigm) dan perubahan andalan sumber daya ekonomi berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan (Knowledges Based Economy) dengan meningkatkan daya saing daerah sebagai bagian dari NKRI dalam sistem perdagangan bebas ASEAN mulai tahun 2008 dan perdagangan bebas Asia Pasifik mulai tahun 2010.
Read More......

Kabupaten Gayo Lues

Lambang Kabupaten
Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di Aceh.

Pada mulanya Daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesulitan transportasi Daerah Gayo ingin membentuk Kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan Ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditetapkan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.
Read More......

Pemerintahan

Pada akhir  tahun  2005 di Kabupaten Gayo Lues, dibentuk kecamatan baru dari 5 kecamatan yang telah ada, menjadi 11 kecamatan, sedangkan jumlah desa (kampung) masih tetap.  Kecamatan Blangkejeren merupakan wilayah yang terbanyak dilakukan pemecahan kecamatan, sedangkan Kecamatan Pining belum mendapat kesempatan untuk dimekarkan.  

Kecamatan Kuta Panjang dimekarkan menjadi Kecamatan Kuta Panjang dan Blang Jerango.  Kecamatan Blangkejeren dipecah menjadi: Kecamatan Blangkejeren, Putri Betung, Debun Gelang,  dan Blang Pegayon.  Kecamatan Rikit Gaib dipecah menjadi Kecamatan Rikit Gaib dan Pantan Cuaca, Kecamatan Terangun dimekarkan menjadi Kecamatan Terangun dan Tripe Jaya.

Kecamatan Blangkejeren merupakan ibukota kabupaten, sedangkan Kecamatan Tripe Jaya yang beribukota di Rerebe merupakan kecamatan yang jarak ibukota kecamatannya paling jauh dengan ibukota kabupaten, yakni berjarak sekitar 44 kilometer dari Blangkejeren. 

Daerah Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

  • Blang Kejeren
  • Kuta Panjang
  • Pining
  • Rikit Gaib
  • Terangon
  • Putri Betung

  • Blang Pegayon
  • Debun Gelang
  • Blang Jerango
  • Tripe Jaya
  • Pantan Cuaca


Kabupaten Gayo Lues memiliki 25 kemukiman, dan 144 kampung. Sebanyak 54 desa di antaranya berkategori swadaya, 62 swakarsa, dan 28 berkategori swasembada. Setiap kecamatan membawahi 1-4 kemukiman, dimana Kecamatan Terangun membawahi 4 kemukiman, Kecamatan Blangkejeren membawahi 3 kemukiman, sedangkan kecamatan lain masing-masing membawahi 2 kemukiman.
  • Eksekutif
  • Legislatif
  • Dinas/Instansi
  • Kecamatan
  • Desa/Kelurahan

Bupati dan Wakil Bupati

  1. H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  2. Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)
Read More......

Geografis

Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT. Read More......

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.
Read More......

Suku

Mayoritas penduduk Gayo Lues berasal dari etnik Gayo. Bermukim pula di sana warga dari suku Aceh, Alas, Minang, dan Jawa serta Batak Read More......

Potensi Daerah

Kabupaten yang berpenduduk kebanyakan Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.


Pertambangan

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung

Komoditas pertanian

Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:
  • Cabe merah besar
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Nilam, di kawasan transmigrasi Terangon
  • Tembakau virginia
  • Kakao
  • Kopi Arabika

Pariwisata

  • Pemandian air panas Gumpang
  • Air terjun Akang siwah
  • Wisata alam Blang Serai

Seni Budaya

  • Tari Saman
  • Tari Bines
  • Didong
  • Dabus
Read More......